Istilah intelijen bisnis (bahasa Inggris: business intelligence, BI) merujuk pada teknologi, aplikasi, serta praktik pengumpulan, integrasi, analisis, serta presentasi informasi bisnis atau kadang merujuk pula pada informasinya itu sendiri. Penerapan business intelligence pada industri perbankan merupakan kunci sukses dalam mengefisiensikan dan mengefektifkan kegiatan bisnis utama dengan kemampuan dalam mendapatkan, mengelola dan menganalisa data nasabah, produk, layanan, kegiatan operasi, pemasok dan rekan kerja dalam jumlah yang sangat besar.
Sebuah dasar business intelligence yang terintegrasi dapat menolong Bank Central secara konstan mengevaluasi indicator performa dari sistem perbankan, dan mengawasi kesehatan sistem perbankan, posisi likuiditas dan ketaatan pada norma-norma kebijaksanaan.
Hal tersebut menyebabkan perusahaan tidak dapat membeli produk BI seperti barang jadi pada umumnya dan berharap dapat memenuhi setiap solusi dari kebutuhan bisnisnya sehingga BI harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan proses bisnis perusahaan.
These problems can be minimized if you start out with the notion of an enterprise data model and build (or implement) enterprise applications that are fully integrated and which are equally well designed to analyze the data which they process and store.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Huseyin Ince dan Bora Aktan (2009), peneliti membandingkan kinerja dari model penilaian kredit menggunakan pendekatan tradisional dan artificial intelligence (discriminant analysis, logistic regression, neural networks, classification, and regression tree).